Penyebab Krisis Ekonomi Global di Berbagai Negara di Dunia

Krisis ekonomi global bisa terjadi dan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia kembali harus dilakukan revisi bahkan terbilang lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Kondisi ekonomi global hanya sejengkal dari jumlah krisis yang disebabkan oleh staglasi.

Baca Juga: Cara Mudah Bertransaksi Bisnis Menggunakan Aplikasi Transfez Bisnis

Hampir semua negara yang ada di dunia baru mengeluarkan upaya untuk kembali pada kehidupan normal setelah dilanda efek pandemi covid 19, saat ini sudah dikejutkan lagi dengan adanya eskalasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang semakin menekan. Konflik yang terjadi pada kedua negara tersebut tidak hanya berdampak pada korban manusia karena serangan senjata akan tetapi juga memberikan dampak cukup buruk terhadap ekonomi global.

Penyebab Krisis Ekonomi Global di Berbagai Negara di Dunia

 

1. Kondisi Krisis Ekonomi Global

Saat ini ekonomi dunia harus menghadapi tantangan yang cukup besar yaitu terjadinya stagflasi karena inflasi terus mengalami peningkatan sementara itu untuk pertumbuhan ekonomi diprediksikan terus mengalami penurunan. Ekonomi global sendiri telah diproyeksikan mengalami perlambatan menjadi 2,9% di tahun 2022 dan cenderung lebih rendah dibandingkan proyeksi pada bulan Januari sebesar 4,1%.

Apabila hal ini dibandingkan dengan tahun 2001 tentu terlihat sangat melambat karena tahun lalu ekonomi global pun sudah bertumbuh hingga 5,7%. Inflasi yang terbilang cukup tinggi menjadi salah satu alasan terkikisnya pertumbuhan ekonomi global dan untuk tingkat inflasi harga konsumen di bulan April berada di angka 7,8% secara tahunan dan menjadi tertinggi sejak tahun 2008.

2. Penyebab Krisis Ekonomi Global

Penyebab pertama terjadinya krisis ekonomi secara global dari tingginya inflasi yaitu tingginya harga komoditas, arga komoditas energi yang semakin tinggi karena pasokan sangat langka yang disebabkan oleh pandemi dan diperparah lagi oleh konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Selain itu juga dengan adanya komunitas bahan pangan sekarang ini memiliki harga yang tidak menunjukkan stabilitasnya yang mengakibatkan adanya aksi proteksionisme pangan yang bermunculan di berbagai negara di dunia dan sebenarnya menjadikan masalah rantai pasokan menjadi semakin rumit.

Penyebab kedua krisis ekonomi global yaitu krisis kargo yang menjadikan harga pengiriman menjadi mahal karena adanya gangguan di pelabuhan utama Asia serta penguncian di kota utama seperti Cina selama 2 bulan yang menjadikan pengiriman semakin macet. Terlebih adanya perseteruan antara Rusia dan Ukraina semakin memperbesar kemacetan logistik yang telah ada sebelumnya.

Lihat Juga Video Mudahnya Kirim Uang dengan Transfez ke Lebih dari 50 Negara

Lihat Juga Video Mudahnya Menggunakan Aplikasi Transfez Singapura

3. Upaya Jangka Pendek Yang Perlu Dilakukan Pemerintah

Adanya krisis ekonomi global juga akan memberikan dampak yang besar terhadap Indonesia sehingga dari pemerintah sendiri harus melakukan sejumlah upaya jangka pendek seperti hanya melakukan stress test pada perbankan, lembaga keuangan ataupun asuransi yang berhubungan langsung dengan dampak resesi di Amerika Serikat, naiknya suku bunga yang eksklusif dan keluarnya modal asing. Selain itu dari pemerintah sendiri juga perlu menaikkan suku bunga 50 bps sebagai upaya pertama yang perlu dilakukan dalam menghadapi tekanan inflasi pada semester kedua 2022.

Basis point atau bps adalah unit pengukuran yang perlu digunakan untuk menjelaskan tingkat perubahan persentase pada suatu instrumen keuangan. Dalam hal ini pemerintah harus melakukan perbaikan jaring pengaman sistem keuangan khususnya pada skenario bill in, memberikan insentif jauh lebih besar untuk pelaku usaha ekspor guna menukarkan devisa Dollar dengan rupiah serta menambahkan negara mitra local currency settlement atau LCS.

4. Sinergi Dari Bank Indonesia, OJK Dan Kemenkeu

Dalam mengatasi krisis ekonomi global, Bank Indonesia, Otoritas Jasa keuangan serta Kemenkeu harus berada sebagai garda terdepan dan bersinergi guna membantu mengantisipasi ancaman krisis ekonomi di Indonesia. Tanya sinergi ketika dari lembaga tersebut sangat penting supaya tidak menghambat harmonisasi dari kebijakan, sehingga tidak hanya menaikkan suku bunga namun juga menyesuaikan giro wajib minimum, Indonesia pun juga dapat meningkatkan Loan to value secara khusus seperti halnya LTV hijau.

Cara ini bisa dilakukan guna membantu dalam proses mendorong permintaan properti secara berkelanjutan, nggak adanya beberapa program kreatif yang dimunculkan mampu mendorong sisi permintaan yang ada di dalam negeri. Bank Indonesia dan otoritas Jasa keuangan memiliki peranan yang sangat penting untuk melakukan koordinasi supaya bank cepat melakukan transmisi penurunan pada suku bunga kredit sebelum di masa era suku bunga rendah berakhir.

Baca Juga Artikel Tentang Bisnis Lainnya dari Transfez

Bisnis Jasa Supir
Bisnis Jasa Service AC
Bisnis Jasa Setrika
Bisnis Jasa Digital Marketing
Bisnis Jasa Mendengarkan Curhatan

5. Protokol Manajemen Krisis Ekonomi Global

Pada saat bunga yang cenderung lebih rendah harus dimanfaat guna memacu penyaluran kredit yang khususnya pada sektor produktif diantaranya industri, pertanian, manufaktur hingga konstruksi. Selain itu dari pemerintah sendiri sebaiknya tidak buru-buru untuk memangkas ataupun menghentikan jaring pengaman sosial pada saat sedang dilanda pandemi covid seperti sekarang ini.

Sementara itu untuk otoritas Jasa keuangan harus lebih mempersiapkan protokol manajemen krisis ekonomi global khususnya untuk membantu penguatan pengawasan konglomerasi perbankan, Hal ini dikarenakan otoritas Jasa keuangan perlu untuk melakukan kegiatan monitoring pada perbankan yang memang mempunyai exposure lebih tinggi terhadap pasar keuangan global. Perhatian terhadap perbankan yang masih mempunyai jumlah restrukturisasi pinjaman yang cukup tinggi, gak bisa diketahui apakah bank tersebut perlu diberikan relaksasi untuk lanjutan ataupun tidak.

6. Dampak Krisis Ekonomi Secara Global

Meningkatnya angka inflasi tentunya bisa menyebabkan ekspektasi yang lebih cepat pada pengamatan kebijakan moneter seluruh negara yang ada di dunia dengan imbal hasil obligasi ekonomi yang sudah meningkat secara nyata serta ukuran volatilitas ekuitas sudah meningkat dan membebani laju aset berisiko. Adanya krisis ekonomi secara global membuat The Fed secara agresif sudah meninggalkan era suku bunga rendah di bulan lalu.

Kali ini The Fed menaikkan suku bunga dengan angka sebesar 50 basis point menjadi 0,75% sampai 1% dan kemudian terdapat perkiraan di bulan Juni lalu terdapat kenaikan suku bunga secara konstan pada 50 basis point. Kenaikan suku bunga tersebut bisa memicu apresiasi dolar Amerika Serikat terhadap mata uang pada beberapa negara berkembang yang cenderung lebih besar dari apresiasi yang terkait taper tarum 2013, dengan demikian bisa menjadikan pembayaran utang dengan menggunakan dolar terbilang lebih besar nilainya.

Download Aplikasi Transfez

Aplikasi Transfez bisa bantuin kamu untuk transfer uang ke luar negeri dengan lebih cepat, hemat, dan efisien. Transfez Bisnis juga bisa bantuin bisnis kamu dalam melakukan transaksi ke luar negeri loh. Untuk kamu yang ingin mengirim uang ke sanak saudara yang berada di luar negeri karena sedang menjalankan pendidikan, bekerja, ataupun traveling, Transfez akan siap membantu. Aplikasi ini tersedia di Android dan juga iOs. Download sekarang!

google play store
350px appstore

Demikianlah beberapa uraian terkait krisis ekonomi global yang juga memberikan dampak besar bagi negara Indonesia. Dibutuhkan kebijakan dan kolaborasi dalam mengatasi krisis ekonomi secara global sehingga tidak terlalu merusak tatanan perekonomian di negara Indonesia.